Darah adalah cairan tubuh khusus yang mengangkut bahan-bahan menuju sel-sel tubuh antara lain nutrien dan oksigen serta mengangkut produk sampah dari sel-sel tersebut.
Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah oleh pemompaan jantung. Pada binatang berparu, darah arteri membawa oksigen dari udara yang dihirup menuju jaringan tubuh, dan darah vena membawa karbondioksida sebagai sampah metabolisme sel dari jaringan menuju paru untuk dikeluarkan.
Istilah medis yang berhubungan dengan darah sering diawali dengan hemo- atau hemato- yang berasal dari Bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, mulai dari merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, yaitu protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Fungsi Darah
Beberapa fungsi penting dari darah antara lain:
1. Memasok oksigen ke jaringan (oksigen terikat oleh hemoglobin, yang dibawa eritrosit)
2. Memasok nutrien seperti glukosa, asam amino dan asam lemak (larut dalam darah atau terikat protein plasma, misalnya lipid darah)
3. Membuang sampah seperti karbondioksida, urea dan asam laktat
4. Fungsi imunologis, termasuk sirkulasi lekosit dan deteksi bahan asing oleh antibodi
5. Koagulasi, suatu mekanisme perbaikan diri dalam tubuh (penjendalan darah ketika terluka agar perdarahan berhenti).
6. Fungsi pembawa pesan, termasuk mengangkut hormon dan signal kerusakan jaringan
7. Regulasi pH cairan tubuh (diperankan oleh komponen elektrolit dalam plasma darah).
8. Regulasi suhu tubuh (sirkulasi darah mentransportasikan panas ke seluruh tubuh).
9. Fungsi hidrolik (restriksi aliran darah ke jaringan khusus menyebabkan pengumpulan darah yang menghasilkan ereksi, misalnya pada penis, klitoris dan pailla mamae.
Komposisi Darah
Jumlah darah kira-kira 7% dari berat badan, dengan massa jenis 1060 kg/m3. Orang dewasa memiliki volume darah kira-kira 5 liter. Darah tersusun atas korpuskuli (45%) dan cairan kekuningan bernama plasma darah (55%). Korpuskuli terdiri atas eritrosit atau sel darah (99%), lekosit atau sel darah putih (0,2%) dan trombosit atau platelet atau keping-keping darah (0,6-1,0%). Sedangkan plasma darah tersusun atas solven (pelarut) berupa H2O atau air (91,5%) dan solut (zat terlarut) yang terdiri atas protein (7%) dan bahan lain (1,5%).
Sel-sel darah dibuat dari stem cell (sel induk) dalam suatu proses yang dinamakan hemopoiesis atau hematopoiesis yang umumnya terjadi di dalam sumsum tulang. Stem cell menghasilkan hemositoblas yang berubah menjadi prekursor untuk berbagai jenis sel darah yaitu eritrosit, lekosit dan trombosit.
Selama masa embrio dan fetus, belum ada pusat pembentukan sel-sel darah. Yolk sac, hati, limpa, kelenjar timus, limfonodi dan sumsum tulang semua berpartisipasi dalam pembentukan sel-sel darah. Namun pada orang dewasa, terdapat pusat-pusat hematopoiesis yaitu jaringan limfoid (limpa, tonsil dan limfonodi) dan jaringan mieloid atau sumsum tulang merah pada sternum, kosta, vertebra dan pelvis. Eritrosit, trombosit dan lekosit granuler (netrofil, eosinofil dan basofil) dibentuk pada jaringan mieloid. Sedangkan lekosit agranuler (limfosit dan monosit) dibentuk pada jaringan mieloid maupun limfoid.
Sel-sel mesenkim yang tak terdiferensiasi dalam sumsum tulang akan diubah menjadi hemositoblas, suatu sel imatur yang mampu berkembang menjadi sel darah matur. Hemositoblas berubah menjadi 5 jenis utama sel, yang selanjutnya dapat berubah lagi menjadi hingga terbentuk berbagai jenis sel darah yang matur. Kelima jenis sel hasil dari perubahan hemositoblas tersebut adalah:
1. Rubriblas atau proeritroblas yang akhirya berkembang menjadi eritrosit
2. Mieloblas, yang selanjutnya berkembang menjadi netrofil, eosinofil dan basofil (termasuk granulosit atau lekosit granuler)
3. Monoblas, yang berkembang menjadi monosit (termasuk agranulosit atau lekosit agranuler)
4. Limfoblas, yang berkembang menjadi limfosit (termasuk agranulosit)
5. Megakaroblas, yang berkembang menjadi megakariosit dan selanjutnya pecah menjadi banyak trombosit.
ERITROSIT
Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, berdiameter 7,5 mm tak memiliki nukleus dan organel. Rentang hidup eritrosit adalah 120 hari. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Jumlah eritrosit normal adalah 4,7-6,1 juta untuk pria dan 4,2-5,4 juta untuk wanita.
Eritrosit memiliki fungsi utama yaitu:
1. Mengangkut oksigen dengan cara hemoglobin eritrosit mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin (Hb-O2). Dalam paru, masing-masing dari 4 atom Fe hemoglobin mengikat satu molekul oksigen hasil inspirasi, lalu diangkut melalui pembuluh darah. Setelah sampai di jaringan, molekul oksigen dilepaskan ke cairan interstitial.
2. Mengangkut karbondioksida dengan cara hemoglobin eritrosit mengikat karbondioksida membentuk karbaminohemoglobin (Hb-CO2). Setelah hemoglobin melepaskan oksigen ke jaringan, selanjutnya bagian globin dari hemoglobin mengikat karbondioksida untuk diangkut lewat pembuluh darah menuju paru, untuk dibuang melalui ekspirasi.
LEKOSIT
Lekosit memiliki nukleus namun tak memiliki hemoglobin. Rentang hidup lekosit adalah beberapa jam hingga beberapa hari. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia. Jumlah lekosit adalah 4.000-11.000.
Lekosit digolongkan menjadi 2 yaitu granulosit dan agranulosit. Ciri dari granulosit atau lekosit granuler adalah memiliki granula pada sitoplasma. Ada 3 macam granulosit, yaitu netrofil atau polimorf (10-12 mm), eosinofil (10-12 mm) dan basofil (8-10 mm). Ciri dari agranulosit adalah tidak memiliki granula pada sitoplasma. Ada 2 macam agranulosit yaitu limfosit (7-15 mm) dan monosit (14-19 mm).
Lekosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Secara rinci, fungsi dari masing-masing jenis lekosit adalah:
1. Netrofil berfungsi melakukan fagositosis (melahap agen penyerang, misalnya bakteri)
2. Eosinofil berfungsi menyerang alergen
3. Basofil berfungsi menyerang alergen
4. Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan antigen
5. Monosit berfungsi melakukan fagositosis
Netrofil
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit Makrofag
TROMBOSIT
Selain eritrosit dan trombosit terdapat sel darah matur lainnya yaitu megakariosit. Megakariosit adalah sel dengan sitoplasma tersusun atas fragmen-fragmen. Setiap fragmen yang dibatasi oleh membran sel dinamakan trombosit. Diameter trombosit adalah (2-4 mm).
Trombosit berjumlah 200.000-500.000.
Peran dari trombosit adalah dalam proses penjendalan darah yaitu dengan cara mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin membuat jala pada sel-sel darah dan jendalan, yang kemudian menghentikan darah yang keluar dan juga membantu mencegah masuknya bakteri.
Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah oleh pemompaan jantung. Pada binatang berparu, darah arteri membawa oksigen dari udara yang dihirup menuju jaringan tubuh, dan darah vena membawa karbondioksida sebagai sampah metabolisme sel dari jaringan menuju paru untuk dikeluarkan.
Istilah medis yang berhubungan dengan darah sering diawali dengan hemo- atau hemato- yang berasal dari Bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, mulai dari merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, yaitu protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Fungsi Darah
Beberapa fungsi penting dari darah antara lain:
1. Memasok oksigen ke jaringan (oksigen terikat oleh hemoglobin, yang dibawa eritrosit)
2. Memasok nutrien seperti glukosa, asam amino dan asam lemak (larut dalam darah atau terikat protein plasma, misalnya lipid darah)
3. Membuang sampah seperti karbondioksida, urea dan asam laktat
4. Fungsi imunologis, termasuk sirkulasi lekosit dan deteksi bahan asing oleh antibodi
5. Koagulasi, suatu mekanisme perbaikan diri dalam tubuh (penjendalan darah ketika terluka agar perdarahan berhenti).
6. Fungsi pembawa pesan, termasuk mengangkut hormon dan signal kerusakan jaringan
7. Regulasi pH cairan tubuh (diperankan oleh komponen elektrolit dalam plasma darah).
8. Regulasi suhu tubuh (sirkulasi darah mentransportasikan panas ke seluruh tubuh).
9. Fungsi hidrolik (restriksi aliran darah ke jaringan khusus menyebabkan pengumpulan darah yang menghasilkan ereksi, misalnya pada penis, klitoris dan pailla mamae.
Komposisi Darah
Jumlah darah kira-kira 7% dari berat badan, dengan massa jenis 1060 kg/m3. Orang dewasa memiliki volume darah kira-kira 5 liter. Darah tersusun atas korpuskuli (45%) dan cairan kekuningan bernama plasma darah (55%). Korpuskuli terdiri atas eritrosit atau sel darah (99%), lekosit atau sel darah putih (0,2%) dan trombosit atau platelet atau keping-keping darah (0,6-1,0%). Sedangkan plasma darah tersusun atas solven (pelarut) berupa H2O atau air (91,5%) dan solut (zat terlarut) yang terdiri atas protein (7%) dan bahan lain (1,5%).
Sel-sel darah dibuat dari stem cell (sel induk) dalam suatu proses yang dinamakan hemopoiesis atau hematopoiesis yang umumnya terjadi di dalam sumsum tulang. Stem cell menghasilkan hemositoblas yang berubah menjadi prekursor untuk berbagai jenis sel darah yaitu eritrosit, lekosit dan trombosit.
Selama masa embrio dan fetus, belum ada pusat pembentukan sel-sel darah. Yolk sac, hati, limpa, kelenjar timus, limfonodi dan sumsum tulang semua berpartisipasi dalam pembentukan sel-sel darah. Namun pada orang dewasa, terdapat pusat-pusat hematopoiesis yaitu jaringan limfoid (limpa, tonsil dan limfonodi) dan jaringan mieloid atau sumsum tulang merah pada sternum, kosta, vertebra dan pelvis. Eritrosit, trombosit dan lekosit granuler (netrofil, eosinofil dan basofil) dibentuk pada jaringan mieloid. Sedangkan lekosit agranuler (limfosit dan monosit) dibentuk pada jaringan mieloid maupun limfoid.
Sel-sel mesenkim yang tak terdiferensiasi dalam sumsum tulang akan diubah menjadi hemositoblas, suatu sel imatur yang mampu berkembang menjadi sel darah matur. Hemositoblas berubah menjadi 5 jenis utama sel, yang selanjutnya dapat berubah lagi menjadi hingga terbentuk berbagai jenis sel darah yang matur. Kelima jenis sel hasil dari perubahan hemositoblas tersebut adalah:
1. Rubriblas atau proeritroblas yang akhirya berkembang menjadi eritrosit
2. Mieloblas, yang selanjutnya berkembang menjadi netrofil, eosinofil dan basofil (termasuk granulosit atau lekosit granuler)
3. Monoblas, yang berkembang menjadi monosit (termasuk agranulosit atau lekosit agranuler)
4. Limfoblas, yang berkembang menjadi limfosit (termasuk agranulosit)
5. Megakaroblas, yang berkembang menjadi megakariosit dan selanjutnya pecah menjadi banyak trombosit.
ERITROSIT
Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, berdiameter 7,5 mm tak memiliki nukleus dan organel. Rentang hidup eritrosit adalah 120 hari. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Jumlah eritrosit normal adalah 4,7-6,1 juta untuk pria dan 4,2-5,4 juta untuk wanita.
Eritrosit memiliki fungsi utama yaitu:
1. Mengangkut oksigen dengan cara hemoglobin eritrosit mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin (Hb-O2). Dalam paru, masing-masing dari 4 atom Fe hemoglobin mengikat satu molekul oksigen hasil inspirasi, lalu diangkut melalui pembuluh darah. Setelah sampai di jaringan, molekul oksigen dilepaskan ke cairan interstitial.
2. Mengangkut karbondioksida dengan cara hemoglobin eritrosit mengikat karbondioksida membentuk karbaminohemoglobin (Hb-CO2). Setelah hemoglobin melepaskan oksigen ke jaringan, selanjutnya bagian globin dari hemoglobin mengikat karbondioksida untuk diangkut lewat pembuluh darah menuju paru, untuk dibuang melalui ekspirasi.
LEKOSIT
Lekosit memiliki nukleus namun tak memiliki hemoglobin. Rentang hidup lekosit adalah beberapa jam hingga beberapa hari. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia. Jumlah lekosit adalah 4.000-11.000.
Lekosit digolongkan menjadi 2 yaitu granulosit dan agranulosit. Ciri dari granulosit atau lekosit granuler adalah memiliki granula pada sitoplasma. Ada 3 macam granulosit, yaitu netrofil atau polimorf (10-12 mm), eosinofil (10-12 mm) dan basofil (8-10 mm). Ciri dari agranulosit adalah tidak memiliki granula pada sitoplasma. Ada 2 macam agranulosit yaitu limfosit (7-15 mm) dan monosit (14-19 mm).
Lekosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Secara rinci, fungsi dari masing-masing jenis lekosit adalah:
1. Netrofil berfungsi melakukan fagositosis (melahap agen penyerang, misalnya bakteri)
2. Eosinofil berfungsi menyerang alergen
3. Basofil berfungsi menyerang alergen
4. Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan antigen
5. Monosit berfungsi melakukan fagositosis
Netrofil
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit Makrofag
TROMBOSIT
Selain eritrosit dan trombosit terdapat sel darah matur lainnya yaitu megakariosit. Megakariosit adalah sel dengan sitoplasma tersusun atas fragmen-fragmen. Setiap fragmen yang dibatasi oleh membran sel dinamakan trombosit. Diameter trombosit adalah (2-4 mm).
Trombosit berjumlah 200.000-500.000.
Peran dari trombosit adalah dalam proses penjendalan darah yaitu dengan cara mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin membuat jala pada sel-sel darah dan jendalan, yang kemudian menghentikan darah yang keluar dan juga membantu mencegah masuknya bakteri.
0 comments:
Post a Comment