PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya adalah makhluk hidup yang diciptakan untuk hidup dipemukaan bumi. Sehingga secara anatomi dan fisiologi memang manusia diciptakan untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut, bukan untuk hidup di dalam lautan ataupun di angkasa.
Namun manusia diciptakan oleh Tuhan dibekali kemampuan akal pikiran yang dengan itu lahirlah ilmu pengetahuan dan teknologi. Melaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian pesat manusia dapat menciptakan alat untuk terbang di angkasa seperti burung, bahkan bisa terbang lebih tinggi dan lebih cepat dari burung yaitu dengan lahirnya alat-alat transportasi berupa : balon udara, pesawat terbang, roket dan sebagainya.
Teknologi pesawat terbang mengalami perkembangan yang sangat pesat mulai dari system pendorong, wing, kecepatan, akselerasi , jangkauan terbang, kemampuan manufer , persenjataan, system avionic dan sebagainya. Namun manusia yang mengawakinya dari dahulu sampai sekarang system anatomi dan fisiologinya tetap sama tidak mengalami perubahan.
Kemajuan teknologi di bidang penerbangan perlu didukung oleh awak pesawat yang prima baik secara fisik maupun secara psikologis. Awak pesawat harus memiliki sense of safety atau yang lebih dikenal dengan istilah jiwa airmanship yang didukung oleh aspek pengetahuan (knowlage), ketrampilan (skill), pengalaman (experience), dan pertimbangan (judgment).
Besarnya peranan awak pesawat didukung oleh data dari FAA tentang penyebab kecelakaan pesawat terbang : karena factor manusia mencapai 66.7%, factor media 13.2%, factor lainnya 20,1%. Di Indonesia factor manusia diperkirakan di atas 50%. Data lain mengungkapkan kecelakan yang disebabkan pengaruh alkohol sebanyak 4%.
Ada beberapa alasan yang mengharuskan awak pesawat harus berada dalam kondisi prima baik secara jasmani maupun rohani antar lain :
a. Awak pesawat bertanggung jawab terhadap keselamatan jiwa penumpang pesawat, apalagi saat ini ada pesawat-pesawat berukuran besar yang mampu membawa penumpang dalam jumlah besar.
b. Awak pesawat bertanggung jawab terhadap asset yang mempunyai nilai ekonomi dan strategi yang tinggi. Semua pesawat terbang harganya tergolong mahal, barang-barang yang diangkut juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Apalagi pesawat militer yang membawa senjata atau amunisi mempunyai nilai startegi yang tinggi.
c. Mengemban misi yang penting. Misalnya untuk pesawat sipil menjaga reputasi perusahaan, pesawat militer membawa misi penting misalnya dukungan logistik, persenjataan, evakuasi, bantuan kemanusiaan, SAR dan sebagainya.
Arti pentingnya peranan manusia sebagai komponen liveware serta interaksinya dengan komponen komponen lainnya digambarkan oleh Prof. Edward tahun 1972 yang terkenal dengan teori SHELL, dimana S = software, H = Hardware, E = Enviroment, L = Live ware, dapat dilihat pada lampiran 1.
Trevor Thom : Human factor not only play role in the safe operation of aircraft, they also play mayor role in unsafe operation leading to incident or accident.
Karena awak pesawat harus mempunyai derajat kesehatan yang tinggi maka mereka tidak boleh melaksanakan tugas selagi berada dibawah pengaruh obat-obatan. Idealnya awak pesawat terutama penerbang tidak boleh mengkonsumsi obet-obatan karena akan mempengaruhi system syaraf mototrik, gerak reflek, konsentrasi, mental serta efek samping lainnya yang merugikan. Namunkarena kondisi tertentu pemakaian obat tidak dapat dihindarkan, sehingga perlu latar belakang pengetahuan yang cukup untuk menggunakannya.
Apakah Obat itu
Obat adalah semua zat yang dalam bentuk tunggal atau campuran baik yang berasal dari alam, sintetik, semi sintetik yang digunakan dengan tujuan untuk pencegahan, peredaan, menghilangkan penyakit atau gejala penyakit, meningkatkan derajat kesehatan, diagnostik, pengendali kesuburan.
Dalam proses interaksi antara obat dengan sifat fisika dan kimianya terhadap tubuh dengan sifat biodinamiknya terdapat dua proses penting yaitu proses farmakokinetik yaitu pengaruh tubuh terhadap obat dan farmakodinamik yaitu pengaruh obat terhadap tubuh.
Proses farmakokinetik obat terjadi dalam beberapa tahap :
a. Penyerapan/absorpsi Proses dimana obat harus melintasi beberapa membran sel untuk masuk ke dalam system peredaran sistemik. Proses pelintasan obat ini dapat terjadi secara pasif tanpa menggunakan energi misalnya secara difusi, maupun secara aktif dengan menggunakan energi misalnyadengan suatu enzim khusus yang bertindak sebagai carrier. Besar kecilnya obat yang berhasil diserap dan kecepatan penyerapan akan sangat menentukan besar dan lamanya efek farmakologi yang dihasilkan, dan hal ini selain dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisika obat itu sendiri juga dipengaruhi oleh sifat fisika kimia bahan pembantu, bentuk sediaan dan teknologi yang digunakan dalam proses formulasi. Lambung dalam keadaan kosong umumnya mempunyai kemampuan penyerapan yang lebih cepat dibandingkan dalam keadaan penuh. Obat-obatan yang mempunyai daya adsorpsi dapat menurunkan penyerapan obat lain.
b. Distribusi Setelah diserap obat harus mengalami proses distribusi dari tempat penyerapan menuju ke sel, jaringan atau organ tempat kerjanya melalui system peredaran darah sistemik. Di dalam plasma obat dapat berada dalam bentuk bebas atau terikat secara reversible dengan protein plasma misalnya albumin, globulin. Obat yang terikat protein plasma tidak mempunyai efek farmakologi dan tidak mengalami biotransformasi serta ekskresi. Ikatan reversible obat dengan jaringan tertentu juga dapat dimanfaatkan sebagai depot.
c. Biotransformasi Adalah proses perombakan zat asing termasuk obat yang berlangsung secara biokimia menjadi metabolit-meabolit yang tidak aktif sehingga mudah diekskresikan. Sebagian obat yang telah diserap dari usus akan dibawa ke pembuluh portae ke dalam hati. Di sini sebagian atau seluruh obat akan mengalami perubahan-perubahan kimia dan hasilnya berupa metabolit yang umumnya tidak atau kurang aktif lagi dan proses ini disebut detoksifikasi atau bioinaktivasi. Ada kalanya metabolit yang dihasilkan akan mempunyai efek yang lebih kuatdisebut bioaktivasi. Selain didalam hati, organ biotransformasi lainnya adalah ginjal, paru, dinding usus, darah dan beberapa jaringan lainnya.
d. Ekskresi Pengeluaran obat atau metabolitnya dari dalam tubuh terutama dilakukan oleh ginjal melalui air seni, selain itu sebagian proses ekskresi juga dilakukan melalui kulit, paru-paru, empedu, usus. Asi juga dapat menjadi organ ekresi beberapa obat, sehingga berpengaruh terhadap bayi yang menyusui.
Proses farmakodinamik, adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh obat terhadap tubuh yang akan menghasilkan efek farmakologi obat. Efek yang dikehendaki disebut efek terapi, sedangkan efek yang tidak dikehendaki disebut efek samping atau efek toksik. Efek farmakologi ini dapat terjadi melalui mekanisme fisika misalnya anestetik, laksansia, diuretic. Terjadi melaui mekanisme kimia misalnya antasida, zat-zat khelat. Terjadi melalui mekanisme metabolisme sel (misalnya antibiotik golongan penisilin bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel bakteri. Terjadi melalui mekanisme kompetitif dalam menduduki reseptor spsifik atau enzim tertentu misalnya antihistamin. Secara umum efek terapi dipengaruhi oleh bentuk sediaan, rute pemberian, sifat fisika kimia zat itu sendiri dan bahan pembantunya, teknologi formulasi, biotransformasi, ekskresinya dan dikombinasikan dengan kondisi fisiologi si pemakai seperti umur, jenis kelamin, ras, ukuran tubuh dan sebagainya.
Penggunaan obat harus rasional serta terjamin khasiat dan keamannya. Penggunaan obat harus tepat indikasi/manfaat, tepat pasien, tepat dosis, tepat cara penggunaan, waspada efek samping.
0 comments:
Post a Comment