Kinerja UMKM
Pengukuran kinerja suatu organisasi atau perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai macam cara atau ukuran. Zou dan Stan (1998) mengemukakan tiga hal dalam mengukur kinerja perusahaan, yaitu:
a) Pengukuran finansial, seperti penjualan (sales), keuntungan (profit), dan pertumbuhan (growth).
b) Pengukuran non finansial, seperti kepuasan (satisfaction), pencapaian tujuan (goal achievement), dan proses bisnis (business process)
c) Pengukuran gabungan.
Pengukuran kinerja untuk secara finansial yang biasa digunakan antara lain ROA (return on assets), ROE (return on equity), ROI (return on invesment) dan OROA (operating return on assets). Dari segmen UMKM (Sugiarto, 2001) indikator keberhasilan kinerja dibagi dalam 2 (dua) hal yaitu :
a) Indikator keberhasilan perusahaan : (a) peningkatan volume produk (b) peningkatan nilai tambah produk (c) peningkatan jumlah tenaga kerja (d) diversifikasi usaha (e) perluasan pasar (f) peningkatan jumlah penjualan (g) peningkatan modal.
b) Indikator kinerja pengusaha bersangkutan : (a) peningkatan achievement motivation point (b) peningkatan managerial skill (c) peningkatan inovasi dan kreativitas usaha (d) peningkatan human relation minded.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1: Semakin besar pemanfaatan pembiayaan selain modal pribadi maka semakin baik kinerja UMKM
H2: Semakin kondusif lingkungan bisnis maka semakin baik kinerja UMKM
H3: Semakin baik penerapan strategi UMKM maka semakin baik kinerja UMKM
H4: Semakin besar ukuran UMKM maka semakin baik kinerja UMKM
0 comments:
Post a Comment