1. Penumpukan hutang nasional hingga mencapai 8.98 trilyun dollar AS sedangkan PDB hanya 13 trilyun dollar AS
2. Terdapat progam pengurangan pajak korporasi sebesar 1.35 trilyun dollar. (mengurangi pendapatan negara)
3. Pembengkakan biaya Perang Irak dan Afganistan (hasilnya Irak tidak aman dan Osama Bin Laden tidak tertangkap juga) setelah membiayai perang Korea dan Vietnam.
4. CFTC (Commodity Futures Trading Commision) sebuah lembaga pengawas keuangan tidak mengawasi ICE (Inter Continental Exchange) sebuah badan yang melakukan aktifitas perdagangan berjangka.Dimana ECE juga turut berperan mengdongkrak harga minyak hingga lebih dari USD 100/barel
5. Subprime Mortgage: Kerugian surat berharga property sehingga membangkrutkan Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock,UBS, Mitsubishi UFJ.
6. Keputusan suku bunga murah dapat mendorong spekulasi.
Source Kompas 27 Jan 08
Kadin : Krisis Amerika Tidak Berdampak Besar
Kamis, 18 September 2008 | 20:01 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Runtuhnya bank investasi Amerika Serikat Lehman Brothers pada awal pekan ini diprediksi tidak berdampak langsung pada pasar uang di Indonesia. Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, M S Hidayat mengatakan portofolio yang dimiliki Lehman Brothers di Indonesia tidak dalam skala besar. "Secara langsung tidak akan ada pengaruh besar," ujarnya, hari ini.
Namun dia berharap agar pelaku dan pemain pasar Indonesia menjaga pasar uang dalam negeri tetap stabil. Saat ini, kata dia, beberapa investor asing tiba-tiba melakukan aksi penjualan saham dan pergi dari pasar Indonesia. "Mereka membeli saham di Amerika Serikat dan Eropa untuk memulihkan keadaan di sana," ujarnya.
Investor pasar uang yang meninggalkan pasar Indonesia, kata dia, kebanyakan pemain asal Amerika Serikat. Beberapa dari mereka ada yang menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan membeli dolar.
Hidayat meminta pelaku para pelaku dan pemain pasar Indonesia tidak terpengaruh ikut menjual sahamnya dan membeli dolar. Tidak perlu panik, kata dia, semoga ini hanya suatu gejala sementara saja, "Sekarang juga pelan-pelan mulai rebound," ujarnya.
Dia memprediksi krisis ini akan berlangsung selama tiga bulan. Namun dia mengharapkan krisis ini tidak menyebabkan kebangkrutan di bidang usaha dalam skala besar. Indeks harga saham memang jatuh 36 persen, kata dia, namun dasar perekonomian Indonesia saat ini cukup kuat, "Seperti tersedianya cadangan devisa."
Selama tiga bulan itu, pelaku pasar diharapkan tidak bertindak emosional dan menjaga kepercayaan pasar modal. "Time to buy back," ujarnya. Terutama bagi BUMN untuk membeli saham-saham bluechips yang murah dan menahannya sampai beberapa bulan, "Pasti nilainya akan naik."
Hidayat juga meminta pelaku pasar mewaspadai kondisi AIG agar tidak kolaps. Jatuhnya AIG akan berpengaruh cukup besar pada pasar saham Indonesia karena beberapa portfolionya ada di SUN.
Untuk pengusaha, dia meminta tidak melakukan ekspansi dulu. Karena prosedur semakin ketat diikuti suku bunga yang terus melambung tinggi. "Pemerintah sebaiknya meminta sektor riil diam, selamatkan makro dulu," katanya.
Sedangkan untuk ekspor, terutama komoditas pertanian, pemerintah diharapkan dapat menjaganya. Menurutnya Indonesia tidak lagi bisa berharap pada pasar Amerika. "Amerika tidak pernah investasi ke Indonesia, tapi pasar dalam negerinya hanya membuat sulit kita," ujarnya.
Untuk komoditas lainnya, seperti tekstil diharapkan dapat dialihkan ke Jepang dan Afrika. Negara-negara di Asia, kata dia, memiliki kebijakan perdagangan yang sama, karenanya akan mudah bagi Indonesia untuk bertransaksi.
Selama tiga bulan ekspor ke Amerika mengalami penurunan hingga 20 persen, "Namun pemerintah dan pengusaha masih mencoba diversifikasi," kata dia.
CORNILA DESYANA
TOPIK
Jatuhnya lembaga-lembaga keuangan Amerika Serikat seperti Lehman Brothers, Merrill Lynch dan juga American International Group (AIG), secara tidak langsung berdampak pada industri keuangan Indonesia.
Ambruknya lembaga keuangan raksasa Amerika Serikat (AS) tentunya akan berdampak pada nilai ekspor Indonesia dengan negara tujuan Amerika Serikat. Hal itu akan berimbas pada menurunnya ekspor Indonesia ke AS.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan, krisis ekonomi Amerika Serikat tidak saja berimbas di Indonesia tapi juga akan berimbas ke semua negara di dunia. Dampak dari resesi ekonomi global itu adalah adanya penurunan permintaan ekspor.
Karenanya, pemerintah akan menerapkan dua langkah antisipasi diantaranya, menfasilitasi kelancaran semua ekspor dan menerapkan regulasi ekspor yang mudah dan dipersingkat.
Krisis Amerika Bisa Pengaruhi Industri Nasional
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah mengkhawatirkan krisis keuangan di Amerika Serikat akan mempengaruhi kegiatan industri di Indonesia. Menteri Perindustrian Fahmi Idris menyatakan, imbas yang bakal dirasakan adalah pada sektor keuangan, perbankan dan pembiayan. “Kalau sektor perbankan kena, bisa merembet pada sektor lain misalnya industri,” ujarnya, Senin (22/9).
Pendapat yang sama juga diungkapkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Mohamad S. Hidayat. Menurut dia, pada saar krisis, perbankan akan memperketat pengeluaran dananya dan menyebabkan ketatnya likuiditas. “Pemerintah mesti mengusahakan peningkatan indeks saham di Indonesia, supaya tidak menekan kinerja sektor riil,” katanya.
Hidayat menambahkan, suku bunga, deposito dan bunga pinjaman saat ini sedang tinggi. Otomatis, pengusaha akan kesulitan mencari pinjaman dana. “Ekspansi usaha akan sangat sulit,” kata Hidayat.
NIEKE INDRIETTA
Amerika Serikat dirundung krisis ekonomi yang akut. Kiblat ekonomi dunia ini sedang berjuang mengjar ego keangkuhannya. Krisis ini pun segera menyebar kepada seluruh jejaring negeri Paman Sam ini, melalui virus dolar dan mitos modern tentang kejayaan ekonomi kapitalisme.
Bagaimana Indonesia?
Saya berharap dua hal. Yaitu kita cepat tersadar dan merubah kiblat ekonomi kemakmuran kita pada teori-teori, ukuran-ukuran dan mazhab kapitalisme dan pertumbuhan ekonomi yang bagus untuk dipidatokan dan di cetak tebal-tebal laporannya. Mau coba alternatif system ekonomi islam?
Hal kedua adalah segera membei vaksin kepada ekonomi rakyat agar tak berimbas krisis yang menggurita ini. Lalu apa itu ekonomi rakyat? Ya ekonomi riil yang dierakkan konsumsi rakyat. YakinlahkKita perlu segara menyetop konsumsi dari impor dan ajari rakyat menjadi konsumen produk bangsanya sendiri. Jika kita tak mungkin kendalikan pasar bebas, maka kendalikan komunikasi dan iklan media impor. Kita dapat memberi ruang seluasnya pada produk rakyat untuk beriklan di media TV. Ini akan memfungsikan metode yang sudah ada seperti permodalan dan sector social seperti zakat yang turut menopang kekokohan para ekonom kecil.
Profil konsumen Indonesia
Perlu sebuah gerakan untuk mengubah pola konsumsi kita. Di sisi lain kita perlu menguatkan aspek produksi. Saya berharap kita dapat memfokuskan pada produk dengan nilai impor paling besar. Kita perlu membuat substitusi dengan produksi masal produk-produk tersebut dari tangan pribumi.
Kita tak perlu mengandalkan penduduk kota yang kaya memulai gerakan ini, karena yang ada hanyalah perlawanan. Tak mudah melarang orang kota ke kafe. Maka yang perlu digerakkan adalah masyarakat umum di desa-desa. Kita berharap imbasnya di kota. Ini akan efektif bila gerakan ini disupport oleh media dan tangan besi pemimpin kepada oportinis politik.
Politik Ekonomi
Saya meyakini Indonesia dengan potensi sebesar ini haruslah menjadi pemegang kendali bagi sumber daya dunia. Kepemimpinan ekonomi kita yang lemah bukan karena kita kurang akal dan kalah negosiasi ekonomi, kita hanya belum mampu merekrut borokrasi yang anti korupsi dan membela kepentingan ummat diatas kepentingan diri dan keluarga.
Dengan menggeser isu ekonomi dari pertumbuhan menjadi isu distribusi, maka otomatis kemakmuran akan menjadi focus kita. Distriusi asset dan distribusi kemakmuran ini haruslah menjadi batu timbang bagi keberhailan ekonomi kita.
Siapa yang mau buat debat terbuka : Keruntuhan Kapitalisme dan Bangkitnya Ekonomi Distribusi?
Krisis Amerika Berdampak ke Perekonomian Indonesia
JAKARTA, SELASA-Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Negeri adidaya itu merupakan salah satu tujuan ekspor terbesar produk-produk Indonesia. Jika daya beli di negara itu lesu, ekspor Indonesia dipastikan juga lesu.
Demikian disampaikan Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) M. S Hidayat saat di temui pada acara pertemuan awal tahun 2008 KADIN Indonesia di Graha Niaga, Jakarta. Selasa, (5/2).
"Permintaan ekspor dari Amerika cukup besar, untuk itu rencananya kita akan melakukan diversifikasi pasar. Dua bulan lagi KADIN akan mengadakan rapat dengan Menteri Perdagangan," kata Hidayat.
0 comments:
Post a Comment