LATAR
BELAKANG
Industri penerbangan
nasional dan internasional memasuki era baru yakni persaingan harga. Persaingan
yang terjadi pada perang harga ini, sayangnya tidak terlalu diikuti dengan
persaingan dalam hal layanan atau servis kepada penumpang, tak terbayangkan
jika sekarang harga tiket pesawat sekarang nyaris tidak berbeda jauh dengan
tiket Kereta Api jarak dekat.
Perang
harga tiket itu terjadi pada hampir seluruh maskapai penerbangan. Dari sebanyak
16 perusahaan angkutan udara berjadwal yang tercatat di Direktorat Jendral
Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan (Dephub).
Menurut
Direktur Utama PT PAS, Soeratman, turunnya tarif mengakibatkan penumpang dari
moda angkutan berbeda pindah ke moda transportasi udara yang menyebabkan lonjakan
pesat pada jumlah penumpang pesawat. Jika ini terjadi, dalam waktu singkat akan
terjadi kejenuhan pasar. Ia mengingatkan, perusahaan jangan langsung menangkap
ini sebagai pemakluman untuk menambah pesawat baru. Oleh karena itu, pemerintah
dan perusahaan penerbangan harus berhati-hati dan mempertimbangkan dengan baik
penambahan kapasitas angkut jika tidak ingin menghadapi kejatuhan akibat
pertambahan pasar yang kecil. Pertumbuhan normal pasar penerbangan
sekitar 10 persen sesuai dengan pertumbuhan ekonomi nasional, jika pertumbuhan
pasar penerbangan hingga 60 persen, itu berarti yang 50 persen merupakan
pertumbuhan moda transportasi lain yang pindah ke penerbangan. Perang
tarif penerbangan dewasa ini merupakan fenomena yang justru meningkatkan permintaan
angkutan udara dan tidak bisa dihindari seiring dengan bermunculan
perusahaan-perusahaan penerbangan. Karena itu, perusahaan penerbangan harus
meningkatkan pelayanan untuk memberikan pilihan terbaik kepada penumpang.
Oleh
karena itu strategi pemasaran sendiri dapat dibahas secara lebih rinci
dikaitkan dengan berbagai unsur, seperti dalam kaitannya dengan kepuasan
pelanggan, dengan pasar, dengan bauran pemasaran, dengan siklus, hidup produk,
ataupun dengan pemasaran internasional. Tulisan ini akan membahas secara
spesifik konteks strategi pemasaran dalam kaitannya dengan penetapan harga
(pricing strategy Global), dengan menekankan pada salah satu model penetapan
harga. Selama periode di mana pertumbuhan ekonomi dan pendapatan meningkat,
faktor non-harga sempat menjadi kunci keberhasilan penjualan. Namun dalam
tahun-tahun terakhir, seiring dengan perubahan makro ekonomi yang mengakibatkan
inflasi, pertumbuhan penduduk yang semakin lambat, dan semakin maraknya
kompetisi, maka faktor harga menjadi salah satu problem utama yang harus
dihadapi para marketer.
Indonesia Air Asia merupakan salah
satu maskapai penerbangan yang terus melakukan pengembangan serta penambahan
armada untuk memenuhi antusiasme masyarakat terhadap hadirnya maskapai dengan
konsep Low Cost Carrier (LCC) yang aman dan nyaman di
Indonesia. Indonesia AirAsia menginginkan, baik tua-muda, balita-lansia, sehat
maupun cacat merasakan terbang dengan nyaman dan aman menggunakan Boeing
737-300 Indonesia AirAsia yang berkursi empuk dan mewah serta lorong kabin yang
ditebari karpet merah.
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
maskapai Air Asia dapat bersaing harga dengan maskapai lain dan menjadi titik
tolak meningkatnya market share produk.
2. Tinjauan
strategi penetapan harga Air Asia dalam Konteks pemasaran Global
0 comments:
Post a Comment