Apa perlu ya mengetahui sejarah "LION AIR" atau kalau saya mau terjemahkan kedalam bahasa persatuan kita yaitu bahasa Indonesia maka saya sebutlah dia Singa udara atau kalau saya saya bahasa daerah saya yaitu bahasa batak maka di umpakanlah itu sebagai "Raja Tombak" tapi apapun itu pengenalan sebuah sejarah itu perlu itu kita pelajari. Namun disini saya hanya memberikan satu pembahasan tentang sejarah sebuah transportasi udara.
Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana memiliki kebiasaan yang mungkin bagi sebagian orang kurang baik. Yakni mengkhayal. Kebiasaan menghayal itu dia lakukan sejak masih kecil, terutama menjelang tidur. ”Mengkhayal tentang sesuatu yang positif sangat berguna,” katanya.
Diapun mengaku, sikap dan visi bisnisnya banyak dipengaruhi kebiasaan mengkhayal tersebut. Sebelum menjalankan usaha, direnungkan dulu, apa kira-kira untung ruginya kalau mengelola bisnis yang akan digarap. Terjun ke dunia bisnis secara mandiri sebetulnya baru dia lakukan sejak tahun 1990.
Tapi sebelumnya, pria kelahiran Jakarta sekitar 39 tahun silam tersebut sudah mulai bekerja yakni sebagai karyawan pada sebuah perusahaan biro perjalanan tahun 1984. Waktu itu, Rusdi bekerja sambil kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila. Selama enam tahun berkiprah di dunia biro perjalanan, Rusdi sudah merasa mapan untuk mengelola usaha sendiri, sehingga setelah lulus kuliah tahun 1989, dia mempersiapkan untuk mendirikan perusahaan baru. Yakni Lion Tour.
Nama itu diambil dari simbol kelahirannya yang 17 Agustus yakni bintang Leo. Kebetulan simbolnya kepala singa atau lion. Singa merupakan lambang semangat dan keberanian. Maka jadilah nama Lion Tour. Dan ketika memulai menggarap bisnis penerbangan, lambang yang digunakan tetap sama, hanya saja gambar kepala singa ditambah dengan sayap dan matahari. Sayap sebagai jenis usaha yakni penerbangan dan matahari itu merupakan kebutuhan bagi semua orang.
Rusdi mengatakan, Lion Air tidak memiliki hubungan dengan perusahaan di luar negeri. Lion Air itu murni perusahaan dengan modal dalam negeri. Perusahaan ini dimulai dari nol. Mulai dari pembuatan logo, desain pakaian pramugari dan lainnya dikerjakan sendiri. Berbeda dengan perusahaan sejenis yang umumnya menggunakan tenaga ahli dari luar negeri.
Menurut Rusdi yang tidak suka dengan kegiatan rutin tersebut, pihaknya tidak ikut-ikutan dalam memasuki bisnis penerbangan. Semuanya dilakukan melalui perhitungan yang matang. Termasuk dalam memilih tipe pesawat. Pada tahap awal, pesawat yang digunakan adalah Boeing 737-200 dan jenis Yak, buatan Rusia. Kemudian, pesawat Airbus 310.
Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari penerbangan domestik yang kecil. Setelah 13 tahun pengalaman di bisnis wisata yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak-beradik Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan impian mereka untuk memiliki usaha penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober tahun 1999. Namun pengoperasian baru berjalan di mulai pada tanggal 30 Juni tahun 2000. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air memegang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur.
Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal 2F Bandara Sukarno-Hatta; sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati Terminal Satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan lebih dari segi prestise. Tetapi kemudian Lion Air dipindahkan ke Terminal 1A dan penerbangan ke Pulau Sumatera,Batam,Pangkalpinang,dan Palangkaraya dioperasikan di terminal 1B (mulai 11 Oktober 2010)hingga saat ini.Sedangkan semua penerbangan internasional Lion Air dilayani dari terminal 2E.
Pada 2005, Lion Air memiliki 24 pesawat penerbangan yang terdiri dari 19 seri McDonnell Douglas MD-82 dan 5 pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi layanan yang rendah biaya, Armada Lion Air didominasi oleh MD-80 karena efisiensi dan kenyamanannya. Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion Air telah memesan 178 Boeing 737-900ER yang akan diantar bertahap dari 2007 hingga 2014. Lion Air berencana bersaing baik dengan Garuda Indonesia maupun Saudi Arabia Airlines untuk menerbangi rute-rute umroh bahkan haji dengan pesawat Boeing 747-400. 2 (dua) Pesawat Boeing 747-400 sudah masuk dalam armadanya.
sumber : http://www.enformasi.com/2008/07/sejarah-lion-air.html
0 comments:
Post a Comment