Compare hotel prices and find the best deal - HotelsCombined.com

Saturday, June 1, 2013

Kondisi Industri Perawatan Pesawat

Perlambatan ekonomi global yang dimulai pada pertengahan tahun 2008 telah mengakibatkan penurunan lalu lintas udara yang diperkirakan akan menekan pertumbuhan sektor Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) selama beberapa tahun ke depan. MRO adalah industri jasa untuk mendukung industri penerbangan. MRO adalah pengeluaran ketiga terbesar yang harus dikeluarkan maskapai penerbangan setelah bahan bakar dan tenaga kerja. Beberapa maskapai penerbangan memiliki sendiri fasilitas pemeliharaan untuk pesawat mereka. Akan tetapi, sebagian besar maskapai tidak memprioritaskan pembangunan MRO internal pada agenda investasi mereka. Ada dua alasan utama kurangnya investasi ini, pertama, perusahaan penerbangan menghadapi kendala keterbatasan modal, dan yang kedua, perusahaan penerbangan ingin fokus pada bisnis inti mereka. Maskapai yang tidak memiliki MRO internal meng-outsource perawatan pesawat mereka ke perusahaan MRO.

Adanya perbedaan preferensi maskapai penerbangan dalam kegiatan MRO menyebabkan adanya tiga jenis model bisnis MRO.

1. Outsource all. Segmen ini didominasi oleh Low Cost Carrier, seperti AirAsia, Jetstar, dan Valueair, maskapai regional, dan start-up maskapai. Dasar pertimbangannya adalah kemampuan ekonomi mereka dan kecenderung untuk fokus pada bisnis inti mereka. Namun, banyak perusahaan penerbangan dalam segmen ini tetap melakukan kegiatan line maintenance dalam operasi internal mereka.

2. Optimize mix. Segmen terbesar kedua yang sedang berkembang pesat termasuk maskapai yang secara selektif mensubkontrak pekerjaan mereka lintas perusahaan, memilih unit bisnis yang akan dipertahankan sambil mensubkontrak mayoritas pekerjaan yang tersisa.

3. In source and grow and/or divest. Segmen ini terdiri dari perusahaan-perusahaan yang telah membuat investasi pada operasi MRO mereka sendiri. MRO ini yang akan melakukan pemeliharaan untuk seluruh pesawat mereka dan diharapkan juga mampu mendatangkan keuntungan dari jasa pemeliharan tersebut. Lebih lanjut, jasa pemeliharaan ini tidak hanya diperuntukkan bagi maskapai pemilik, tetapi juga untuk maskapai penerbangan lain.

Penurunan lalu lintas udara ini juga mempengaruhi maskapai-maskapai penerbangan di seluruh dunia. Sekitar 910 pesawat “dipensiunkan” sampai dengan akhir Februari 2009. Hal ini menurunkan pendapatan tahunan MRO sekitar $171 juta. Walauapun pada tahun 2017 diperkirakan keutungan yang diperoleh akan meningkat hingga mencapai 10 miliar dolar dibandingkan 2008, menjadi sekitar $68 miliar.

Pasar global dari MRO diperkirakan akan menyusut sekitar $ 2,4 milyar, atau 7%, pada tahun 2009. Setelah 2009, pasar diperkirakan akan memiliki tingkat pertumbuhan tahunan gabungan mencapai 4,7% dari akhir 2009 sampai 2013. Pada tahun 2008, diperkirakan pendapatan industri ini pada tahun 2013 akan mencapai $ 43,3 miliar, dengan persentase terbesar dari mesin sebesar $18,2 miliar, diikuti kemudian oleh airframe, dan komponen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1. 



Gambar 1 Perkiraan pendapatan industry MRO (sumber: Oliver Wyman: Airline Economics Are Transforming the MRO Landscape, 2008)

Nilai itu berubah setelah dilakukan survey kembali pasca krisis dunia di pertengahan tahun 2008. Pada tahun 2013, diperkirakan nilai keuntungan itu berkurang $ 5 miliar menjadi $38,3 miliar. Perubahan perkiraan itu dapat dilihat pada gambar 2.



Gambar 2 Perkiraan pendapatan industry MRO (sumber: Oliver Wyman: State of the MRO Industry 2009 – Competitive Shifts and Curtailed Growth, 2009)

Masalah lain yang dihadapi industri MRO saat ini adalah meningkatnya kebutuhan personil yang terampil dan berpengalaman, meningkatnya biaya tenaga kerja, harga yang kompetitif, dan banyaknya perusahan yang ada sektor ini. Akan tetapi, pengamat industry MRO memperkirakan bahwa meningkatnya kebutuhan tenaga kerja akan menjadi masalah utama untuk jangka panjang.



Peningkatan pendapatan menunjukkan masih adanya pertumbuhan pada industry ini. Menyikapi pertumbuhan dan permasalahan yang dihadapi industry penerbangan saat ini, GMF berusaha meningkatkan kinerja mereka dengan menjaga aplikasi manajemen proyek dan pra-inspeksi terhadap kondisi pesawat, sebelum mendapatkan layanan perawatan di GMF. Selain itu, untuk mengantisipasi permintaan yang tinggi, GMF berkomitmen untuk memperbesar kapasitas hanggar, meningkatkan jumlah tenaga kerja, dan membangun hanggar baru serta pemeliharaan dasar untuk membuka pasar domestik dan internasional pada akhir 2012.

0 comments:

Post a Comment