Perawatan pesawat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Berdasarkan
tempat dilakukannya perawatan pesawat
a. Line
Maintenance
Line Maintenance dilakukan pada line
stations atau di jalur penerbangan dari pangkalan stasiun penerbangan. Line maintenance
biasanya terdiri dari pekerjaan-pekerjaan rutin dengan interval yang rendah
seperti servicing, pembersihan, pengisian bahan bakar, dan beberapa
pemeriksaan.Line maintenance berorientasi pada "keberangkatan" pesawat
berikutnya.
b. Base
Maintenance
Base maintenance dilakukan pada
basis perawatan dari suatu maskapai penerbangan. Base maintenance berorientasi
untuk "memperbaiki" kerusakan yang terjadi pada suatu pesawat. Base
maintenance memiliki tenaga kerja dan fasilitas untuk melakukan semua jenis
pekerjaan perawatan pesawat.
2. Berdasarkan
dari lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perawatan pesawat tersebut.
a. Minor Maintenance
Minor
maintenance membutuhkan waktu sekitar 24 jam atau
kurang. Biasanya perawatan minor ini mencakup pekerjaan-pekerjaan perawatan
rutin sampai dengan A-check.
Perawatan minor ini dapat dilakukan di line
stations (line maintenance) atau
di sebuah basis perawatan (base
maintenance).
b. Major Maintenance
Major
maintenance membutuhkan waktu lebih dari 24 jam.
Major maintenance ini mencakup C/D-check.
Major atau heavy maintenance ini dilakukan di sebuah basis perawatan (base maintenance).
Tabel 1 menunjukkan hierarki dari frekuensi
pemeriksaan (check frequency) dan ground time. Ground time adalah waktu yang diperlukan sebuah pesawat terbang
untuk diperiksa dan diperbaiki sebelum dapat dan digunakan untuk terbang
kembali.
Tabel 1 Tipe pemeriksaan, interval ,
dan ground time.
Tipe
Pemeriksaan (Check)
|
Interval
|
Ground
time
|
A-Check
|
Setelah
50-200 jam terbang (flight hours)
|
<=
24 Jam
|
C-Check
|
Setelah
1.000-3.000 jam terbang (flight hours)
|
1
– 2 Minggu
|
D-Check
|
4
– 5 tahun
|
3
– 6 minggu
|
Interval waktu dan ground time tanah sangat bervariasi, tergantung pada jenis pesawat
dan jenis operasi yang terlibat.
Selain A dan
C-check ada tipe pemeriksaan yang
lain, yaitu D-check atau heavy maintenance. D-check dilakukan setelah sebuah pesawat beroperasi tiga sampai
lima tahun. D-check adalah suatu
paket perawatan total dari suatu pesawat yang mencakup paint renewal, cabin
refurbishment, control surface removal, dan inspeksi struktur internal.
Aliran Proses Perawatan Pesawat di Base
Maintenance GMF
Aliran proses perawatan pesawat di GMF pada unit
Base Maintenance dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini. Berikut ini adalah
penjelasan dari setiap aliran proses perbaikan di GMF.
1. Rapat
persiapan atau Induction meeting
Rapat
persiapan ini diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan estimasi seluruh proses
pemeliharaan, man-hours yang dibutuhkan,
dan alokasi pekerja. Rapat ini diikuti oleh departemen Account Manager Sales
dan Customer Service (AMSCS), perencanaan produksi dan pengendalian (PPC),
produksi, manajer proyek (PM), departemen keuangan, dan pelanggan yang
mengajukan letter of intent ke pihak GMF.
2. Persiapan
fase pra-eksekusi dan eksekusi atau Organize
for maintenance
Menentukan
orang yang akan menjadi manajer proyek. Manajer proyek bertanggung jawab untuk
mempersiapkan, mengatur, dan mengontrol seluruh proyek pemeliharaan agar
berjalan sesuai dengan jadwal (turn
around time/ TAT) dan target kualitas. Selain itu, manajer proyek harus
mempersiapkan tenaga kerja dan sumber daya lain, seperti alat-alat dan
material-material yang dibutuhkan untuk eksekusi.
3. Inspeksi
pendahuluan
Inspeksi
pendahuluan dilakukan untuk mencari kerusakan sesuai dengan instruksi ataupun
kerusakan lain diluar instruksi yang diterima (hidden damage). Inspeksi ini
akan memastikan hidden defect itu
dapat ditemukan segera dan diinformasikan tepat waktu pada pihak-pihak yang
yang dibutuhkan, seperti bagian perencanaan material, emgineering, dan pelanggan.
4. Pemindahan
atau pengeluaran komponen untuk kepentingan akses dan pemeliharaan terjadwal
dan tidak terjadwal.
Pengeluaran
atau pemindahan komponen-komponen ini dilakukan untuk kepentingan akses ataupun
untuk pemeliharan terjadwal dan tidak terjadwal. Tidak semua bagian yang harus
diperiksa ada pada bagian terluar dari pesawat, ada beberapa bagian yang berada
di atau di bawah dalam komponen tertentu. Oleh karena itu komponen perlu
dilepas atau dipindahkan untuk bisa mengakses bagian tersebut.
Gambar 3 Aliran proses perbaikan di
GMF
Tahapan
ini menentukan tipe pemeriksaan apa yang dibutuhkan untuk perbaikan kerusakan
pesawat ini. Selain itu, tahapan ini juga menentukan material yang dibutuhkan
dan memastikan material tersbut ada pada saat dibutuhkan.
5. Inspeksi
dan pemeriksaan rutin pesawat
Inspeksi
dan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Job Cards berdasarkan maintenance data. Pemeriksaan itu mengevaluasi cacat
ditemukan dan atau disfungsi serta menentukan disposisi yang dibutuhkan untuk
mengatasi cacat tersebut. Beberapa disposisi tersebut adalah:
a. Serviceable,
terjadi ketika tidak ada kerusakan yang ditemukan atau kerusakan masih berada
di dalam batas yang masih dapat diterima. Oleh karena itu, tidak perlu ada
tindakan perbaikan yang perlu diambil.
b. Repairable,
terjadi ketika ditemukan adanya kerusakan dan dapat diperbaiki berdasarkan approved maintenance data. Setelah itu, Maintenance Disposition Report (MDR) dikeluarkan
sebagai laporan dari kerusakan yang ditemukan.
c. Pending repair instructions,
terjadi ketika ditemukan adanya kerusakan dan tidak dapat diperbaiki
berdasarkan approved maintenance data.
Setelah itu, Maintenance Disposition
Report (MDR) dikeluarkan sebagai laporan dari kerusakan yang ditemukan.
Tindakan selanjutnya yang harus dilakukan jika terjadi hal ini adalah
memberitahukan unit engineering dan maskapai pemilik pesawat/ operator.
Kemudian menentukan skema perbaikan yang mungkin dilakukan sesuai dengan
prosedur operator. Skema tersebut baru diterima dan digunakan jika sudah
mendapat persetujuan dari operator atau authority atau pemilik Type Certificate
(TC) pesawat.
6. Rektifikasi
kerusakan
Ada
dua jenis rektifikasi, yaitu rektifikasi untuk kerusakan yang tercakup dan
tidak tercakup pada maintenance data
yang tersedia. Jika kerusakan yang ditemukan tidak tercakup pada maintenance
data, maka dilakukan hal seperti pada poin 5.c di atas. Setelah skema tersedia
ataupun kerusakan tersebut tercakup pada maintenance data, yang dilakukan
berikutnya adalah membuat rectification
order untuk kerusakan-kerusakan tersebut. Setelah itu, memverifikasi semua
pekerjaan, dilakukan sesuai dengan kebutuhan maintenance data.
7. Instalasi
kompnen dan system
Menyediakan
dan memastikan komponen dan material untuk instalasi pesawat sesuai dengan
kebutuhan konfigurasi pesawat tersebut. Setelah itu, komponen dan material
dipasang sesuai dengan Job Cards, MDR,
dan maintenance data. Kemudian, hasil
instalasi komponen dan material itu diperiksa ulang dan dipastikan bahwa
konfigurasi pesawat setelah perbaikan itu sesuai dengan instruksi dari operator
dan kebutuhan Service Bulletin.
8. Inspeksi
atau pemeriksaan akhir maintenance
release
Inspeksi
ini dilakukan oleh personil GMF yang berwenang yang ditunjuk atau diakui oleh
operator. Pemeriksaan ini mencakup run-up
test, flight control checks, engine run up, dan on-wing engine test run. Selain itu, pemeriksaan itu juga mencakup
penentuan berat dan pusat gravitasi pesawat sesuai dengan instruksi operator.
9. Tes
terbang pesawat
Operator
menentukan rencana tes terbang untuk pesawat. Rencana tersebut mencakup urusan
dengan Air Traffic Control (ATC) dan pengisian bahan bakar yang sesuai
dengan panduan dar pemeliharan dari perusahaan manufaktur pesawat dan prosedur
dari operator.
10. Pengeluaran
tagihan (invoice)
Setelah
semua tahapan dilakukan, pihak GMF akan mengajukan tagihan atau invoice kepada operator.
0 comments:
Post a Comment