Proses perawatan pesawat melibatkan aktivitas yang kompleks yang dimulai dari penerimaan order, penjadwalan tenaga kerja, pengaturan persediaan komponen, hingga finalisasi pekerjaan. Secara umum tujuan perencanaan dan pengendalian produksi adalah maksimalisasi kontribusi bagian maintenance dan engineering ke pendapatan perusahaan perolehan standar pelayanan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat diterjemahkan ke dalam tujuan yang lebih detail antara lain:
1. Pelayanan tepat waktu
2. Minimum down-time pesawat untuk meningkatkan utilisasi
3. Minimum investasi dalam perawatan pesawat
4. Investasi berimbang di pabrik dan persediaan yang konsisten dengan tingkat performansi yang telah ditetapkan
5. Optimum produktivitas dan utilisasi tenaga kerja
Perencanaan dapat diartikan sebagai aktivitas yang mengatur pekerjaan sebelum dilaksanakan. Sedangkan kontrol disisi yang lain, merupakan aktivitas yang mengikuti perencanaan yang memastikan tingkat performansi sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip yang harus dianut oleh perencana produksi adalah
1. Semua aksi harus direncanakan dan dikendalikan
2. Keseluruhan rencana harus melayani keinginan user yang mendesain
3. Perencanaan dan pengendalian harus menjadi bagian dari program professional
Lingkup perencanaan dan pengendalian produksi di bagian Base Maintenance PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia meliputi: peramalan produksi, metode dan standar produksi, perencanaan tenaga kerja, perencanaan material, perencanaan fasilitas, penjadwalan produksi, analisis performansi produksi, dan pengendalian biaya.
Gambar 4. Elemen kunci dalam perencanaan dan pengendalian produksi
Peramalan Produksi
Aktivitas peramalan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh departemen produksi. Dalam perusahaan yang menangani perawatan pesawat, aktivitas peramalan produksi meliputi
1. Rencana operasi perusahaan
2. Rencana teknis
3. Proyek-proyek khusus
4. Hal-hal yang tidak terduga yang bersumber dari pekerjaan yang tidak terjadwal (kecelakaan, malfungsi, atau kondisi yang tidak standar)
Standar dan Metode Produksi
Pengadaan dan penjadwalan beban kerja membutuhkan metode produksi dan standar tenaga kerja, material, peralatan, dan fasilitas pabrik yang dibutuhkan dalam operasi. Analisis yang dilakukan meliputi:
1. Langkah-langkah produksi dan urutan aplikasi yang dijalankan.
2. Standar waktu produksi.
3. Standar jam kerja, jumlah pekerja, dan keahlian mereka.
4. Standar jumlah material yang dibutuhkan.
5. Standar peralatan di lapangan.
6. Standar luas bangunan dan layanan.
Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja bertujuan untuk menjadwalkan tenaga kerja yang dibutuhkan dengan biaya seminimum mungkin dan tetap mendapatkan tingkat kualitas yang diharapkan. Analisis yang dilakukan meliputi:
1. Jam kerja dan keahlian yang dibutuhkan selama periode tertentu
2. Porsi jam kerja yang hilang karena absen, tidak ada pekerjaan, menunggu spare part, dll.
3. Jumlah lembur.
4. Rasio antara karyawan permanen dan kontrak.
5. Rasio tenaga kerja langsung dan tidak langsung
Perencanaan Material
Perencanaan material yang dilakukan bersamaan dengan perencanaan tenaga kerja bertujuan untuk menentukan semua barang yang dibutuhkan dalam produksi dan menjaga keberlangsungan pengoperasian pesawat dengan tingkat persediaan yang memadai. Tingkat persediaan harus disesuaikan dengan standar pelayanan dan utilisasi pesawat. Analisis yang dilakukan meliputi:
1. Tipe, kuantitas, dan alokasi barang.
2. Gambaran tingkat konsumsi.
3. Waktu pengantaran.
4. Tipe dan kuantitas material yang disediakan untuk proyek khusus.
Perencanaan Fasilitas
Perencanaan fasilitas dibuat dengan tujuan menentukan detil peralatan yang dibutuhkan untuk produksi, hangar, dan peralatan lantai produksi lain seperti halnya bangunan. Analisis yang dilakukan meliputi:
1. Tipe, kuantitas, lokasi fasilitas dan peralatan.
2. Kapasitas setiap mesin.
3. Kebutuhan di dalam bangunan seperti pencahayaan, suhu, dll.
Penjadwalan dan Pengendalian Produksi
Setiap pekerjaan harus diatur dalam paket-paket yang memenuhi batasan waktu dan dana yang disediakan. Aktivitas tersebut dikenal dengan penjadwalan, sedangkan pengendalian merupakan aktivitas monitoring pelaksanaan operasi dimana hasil aktual dibandingkan dengan perencanaan. Horison waktu penjadwalan dan pengendalian produksi secara umum dapat terlihat pada Gambar 5 sebagai berikut:
Gambar 5. Horison waktu penjadwalan dan pengendalian produksi
Analisis Performansi Produksi
Analisis dan pengukuran performansi produksi dibutuhkan untuk mengetahui trend dan kondisi produksi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan berbagai permasalahan yang mungkin timbul selama pelaksanaan produksi. Analisis tersebut sangat bermanfaat bagi pihak manajemen untuk melihat gambaran keseluruhan proses yang sedang dilaksanakan dan berkonsentrasi terhadap penyimpangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap performansi perusahaan.
Pengendalian Biaya
Biaya dalam kerangka produksi meliputi setiap ongkos yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas produksi. Program pengendalian biaya dalam bagian teknik dan perawatan maskapai penerbangan meliputi hal-hal berikut:
1. Capital budget untuk akuisisi dan perubahan besar di fasilitas.
2. Biaya operasional produksi.
3. System pengangaran yang cepat dan terstandardisasi.
4. Analisis finansial.
5. Sistem yang efektif dalam alokasi biaya overhead.
6. Sistem pembiayaan antar departemen.
7. Sistem pembiayaan produksi.
Analisis Performansi Produksi
Tujuan utama pengukuran performansi produksi adalah untuk mengetahui efektivitas hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh bagian teknik dan produksi. Performansi produksi dapat diketahui dengan mengukur tingkat produktivitas yang diraih. Formula sederhana untuk menentukan tingkat produktivitas adalah menggunakan rasio antara output dengan input. Analisis yang dilakukan meliputi antara lain:
1. Utilisasi pesawat dan waktu perawatan.
2. Utilisasi tenaga kerja dan produktivitas.
3. Utilisasi persediaan.
4. Utilisasi fasilitas lantai produksi.
5. Performansi kerja.
6. Deviasi dari perencanaan produksi.
Performansi Tenaga Kerja
Salah satu analisis yang dilakukan dalam perhitungan performansi produksi adalah perhitungan produktivitas tenaga kerja. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung utilisasi tenaga kerja
2. Menghitung efisiensi tenaga kerja
3. Menghitung utilisasi terjual tenaga kerja
4. Jika utilisasi terjual tenaga kerja lebih besar atau sama dengan (>=) utilisasi tenaga kerja maka konsekuensi muncul adalah sebagai berikut
l Profit margin lebih rendah dari target
l Tidak terdapat profit margin atau mencapai BEP
l Terdapat kerugian yang disebabkan oleh pendapatan per tenaga kerja lebih besar dari ongkos per tenaga kerja
5. Menghitung BEP (break even point) dari utilisasi terjual tenaga kerja
Analisis SWOT
Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat) merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terjadi dalam suatu proyek atau perjalanan bisnis. Analisis tersebut meliputi identifikasi tujuan, identifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan menghambat pencapaian tujuan tersebut. Analisis tersebut meliputi
1. Strength: atribut organisasi (internal) yang mendukung pencapaian tujuan
2. Weakness: atribut organisasi (internal) yang menghambat pencapaian tujuan.
3. Opportunity: kondisi eksternal yang mendukung pencapaian tujuan.
4. Threat: kondisi eksternal yang menghambat pencapaian tujuan.
Atribut organisasi (kondisi internal) dapat dipandang sebagai strength maupun weakness tergantung dampak terhadap tujuan organisasi. Sesuatu hal yang dinyatakan sebagai strength untuk tujuan tertentu dapat menjadi weakness untuk tujuan yang lain. Faktor-faktor eksternal meliputi kondisi makro ekonomi, perubahan teknologi, sosio-kultural, dan tidak ketinggalan iklim kompetisi. Beberapa contoh masing-masing analisis yang digunakan GMF dalam menganalisis performasi adalah sebagai berikut
1. Strength
l Kapabilitas
l Keunggulan kompetitif
l Nilai jual unik
l Sumber daya, aset, manusia
l Pengalaman, pengetahuan, data
2. Weakness
l Reputasi dan merk
l Kondisi finansial
l Reliabilitas data
l Ketangguhan rantai suplai
l Moral, komitmen, dan kepemimpinan
3. Opportunity
l Pengembangan pasar
l Tren gaya hidup
l Inovasi teknologi
l Lokasi geografis
l Pengembangan produk dan unit bisnis
4. Threat
l Dampak politik dan kebijakan
l Dampak lingkungan
l Permintaan pasar
l Kehilangan staf ahli
l Musim dan faktor cuaca
Penutup
Analisis performansi sangat dibutuhkan untuk mengetahui tingkat pencapaian dari bagian base maintenance yang merupakan unit yang menghasilkan pendapatan terbesar bagi GMF. Analisis ini dapat dibagi menjadi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan metode perhitungan produktivitas untuk setiap aspek atau objek analisis sedangkan analisis kualitatif menggunakan SWOT untuk mengetahui performansi bagian base maintenance secara keseluruhan. Kombinasi kedua analisis tersebut diharapkan mampu menjaga keberlangsungan produksi dan meningkatkan performansi bagian base maintenance GMF di masa yang akan datang.
0 comments:
Post a Comment